REPUBLIKA.CO.ID, MALI -- Kelompok separatis Tuareg menyerang pos militer Mali di utara kota Dire, Sabtu (2/5). Serangan itu merupakan respon mereka atas disepakatinya perjanjian damai yang didukung PBB dan akan ditandatangani bulan ini.
“Kami telah mengirim pasukan untuk melawan serangan pemberontak itu,” kata Direktur Informasi untuk Militer Mali, Souleymane Maiga, Sabtu.
Seorang saksi mata mengungkapkan dua pemberontak tewas dan lima lainnya ditangkap ketika militer Mali datang ke daerah tersebut.
Juru Bicara Gerakan Azawad (CMA), organisasi di bawah paying Tuareg, Almou Ag Mohamed menegaskan akan tetap melakukan serangan terhadap koalisi militer di utara hingga milisi pro-pemerintah menarik diri dan kembali ke posisi ketika gencatan senjata disepakati.
PBB telah memperingatkan ketegangan di Mali Utara telah membahayakan kesepakatan damai. Pada 15 Mei tahun lalu, baik pemerintah Mali maupun kelompok pemberontak telah menyepakati perjanjian damai tersebut.