Ahad 03 May 2015 19:30 WIB

Operasi Penyerangan Terhadap Boko Haram Terhambat Ranjau Darat

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Tampila milisi Boko Haram.
Foto: Reuters
Tampila milisi Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Operasi militer yang dilancarkan pasukan Nigeria melawan Boko Haram telah membuat kelompok militan itu terpojok. Namun, upaya terakhir menghancurkan Boko Haram terhambat ranjau darat yang dibangun kelompok tersebut.

Juru bicara pasukan Pertahanan Nigeria Mayor Jenderal Chris Olukolade mengatakan, Bojo Haram telah menanam sejumlah ranjau darat di dekat tempat persembunyian mereka di hutan. Hal tersebut menghambat laju pasukan untuk menggempur kelompok militan yang telah menculik ratusan perempuan Nigeria itu.

"Di mana-mana mereka memiliki tempat berlindung, mereka telah menanam ranjau di sekitarnya," kata Olukolade dalam sebuah wawancara pada Sabtu (2/5).

Tentara Nigeria mengatakan, Boko Haram kini telah didorong hingga ke dalam hutan luas Sambisa di timur negara bagian Borno. Tentara melancarkan serangan darat ke Sambisa bulan lalu, setelah serangan udara. Mereka mengatakan lebih dari 13 kamp Boko Haram telah dibongkar sejak itu.

"Hutan Sambisa adalah tempat lain dengan ranjau darat yang serius, kendala utama untuk bergerak. Laporan intelijen mengatakan, banyak kamp dan mereka harus dihancurkan," kata Olukolade.

Tak seperti beberapa bulan terkahir di mana pasukan Niger dan Chad ikut membantu dalam operasi militer melawan Boko Haram. Kali ini Olukolade mengatakan, tak ada kehadiran tentara asing yang signifikan di Nigeria.

Selama pekan lalu, tentara Nigeria telah berhasil membebaskan tiga kelompok perempuan dan anak-anak berjumlah lebih dari 500 orang yang ditahan di hutan Sambisa. Olukolade mengatakan, beberapa tawanan belum teridentifikasi sepenuhnya. Ini menimbulkan harapan beberapa gadis yang diculik dari Chibok termasuk dari mereka yang ditemukan.

"Kami sedang memeriksa untuk memastikan mereka bukan militan, dan untuk menyaring intelijen," kata Olukolade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement