Selasa 05 May 2015 12:16 WIB

Dokter Tanpa Batas: RS Aleppo Dipaksa Berhenti Beroperasi

Logo Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Tanpa Batas
Logo Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Tanpa Batas

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Organisasi nonpemerintah Dokter Tanpa Batas, Senin (4/5), mengatakan salah satu rumah sakit utama di Aleppo telah dipaksa menghentikan kegiatan setelah serangan baru-baru ini.

Rumah sakit yang terletak di daerah yang dikuasai pemberontak Sakhur itu melayani sekitar 400 ribu orang. Dokter Tanpa Batas meminta semua pihak menghormati warga sipil, fasilitas kesehatan dan tenaga medis.

Laporan Amnesty International juga mengecam pemberontak yang bertempur di Aleppo. Kawasan itu dibagi menjadi dua kawasan. Pertama, berada dibawah kontrol pemerintah berada di barat. Sedangkan kelompok oposisi di timur sejak pertengahan 2012.

Laporan itu mengatakan pemberontak melakukan kejahatan perang dengan menggunakan senjata yang tidak tepat seperti mortir dan roket yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan tabung gas yang disebut meriam neraka.

Pemberontak secara teratur menembakkan rudal ke Aleppo Barat. Amnesty mengatakan sekitar 600 warga sipil telah tewas dalam serangan tersebut. Rezim mengatakan serangan bom menewaskan lebih dari 3.000 warga sipil di provinsi Aleppo tahun lalu.

Laporan itu juga mendokumentasikan penyiksaan yang luas, penahanan sewenang-wenang dan penculikan oleh pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok oposisi bersenjata. Laporan itu juga mengecam masyarakat internasional karena gagal menghukum pelanggaran kemanusiaan terhadap warga sipil di Suriah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement