REPUBLIKA.CO.ID, Perang yang berkecamuk di berbagai wilayah Timur Tengah, memunculkan gelombang pengungsian besar-besar. Sebenarnya, sejak kapankah gelombang pengungsi di dunia Islam?
Di Dunia Islam Kontemporer, nasib orang Palestina menjadi unsur pendefinisian konsep pengungsi. Seperti dinukilkan dari Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, karya John L Esposito, eksodus orang Arab dari bagian-bagian Palestina yang dikuasai oleh Zionis Israel pada 1948-1949 berjumlah sekitar 700 ribu jiwa.
Seperempat juta lain pindah akibat perang 1967. Perang Teluk 1990-1991 menciptakan perpindahan lagi karena sebagian besar dari 350-400 ribu warga Palestina yang bekerja di Kuwait lari atau diusir ke Yordania. Dalam kurun waktu itu pula, populasi Palestina yang mencapai hampir enam juta.
Di kawasan yang dikuasai Israel, menurut catata Esposito, terdapat 730 ribu orang Palestina, 150 ribu adalah para imigran tetapi tak memiliki status pengungsi dari UNRWA, sebuah badan khusus PBB yang ditunjuk untuk menangani pengungsi Palestina.
Pada awal 1990-an, terdapat sekitar 18 juta pengungsi internasional di seluruh dunia. Sebanyak dua pertiga dari total itu diprediksikan ialah komunitas Muslim. Bagian terbesar terdapat di Afrika, termasuk konsentrasi besar di Horn Muslim.
Dari 1970-an, perang, kemarau, dan kerusakan lingkungan telah mengubah jutaan orang menjadi pengungsi. Tak sedikit Muslim mencari suaka di daerah Muslim, tetapi pertalian etnis lintas-perbatasan, politik, dan kedekatan geografis juga penting dalam menentukan pola pelarian dan perlindungan.