REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pimpinan Hizbullah, Sayyed Hasan Nasrallah mengatakan intervensi pimpinan militer Saudi di Yaman dapat membuktikan menjadi suatu kerusakan yang komplit, Selasa (5/5). Menurut Nasrallah dalam pidato yang disiarkan di televisi, dalam 40 hari setelah serangan diluncurkan, Arab Saudi masih harus memulihkan legitimasi Yaman dan belum mencapai satu-satunya tujuan yang mereka kehendaki.
Selanjutnya, menurut Nasrallah ia masih merasa baik-baik saja terkait dengan kegagalan tersebut. “Tunjukan saya satu tujuan yang sudah dicapai sampai begitu jauh,” ungkapnya. Perkembangan tersebut merupakan signal dari kegagalan Saudi yang terlihat jelas dan kalah dan hal tersebut mengungkapkan kemenangan bersih bagi Yaman.
Nasrallah mengatakan, berakhirnya deklarasi Arab Saudi terkait dengan Operation Decisive Storm merupakan suatu kecurangan. Pengumuman operasi yang mengembalikan harapan kembali tersebut telah memperlihatkan adanya serangan terhadap Yaman yang terus menerus dan selalu ditambahkan.
Beralih ke Irak, masih menurut Nasrallah, ia mengatakan Amerika Serikat berusaha membagi negara-negara dengan dasar kepicikan dan etnis. Menurutnya juga pendekatan AS sama bergunanya untuk Yaman, Libya, dan Suriah.
Menurutnya, AS dan Israel ingin negara wilayahnya tersebut masuk perang saudara dalam ratusan tahun. langkah utama dalam memecahkan Irak dan mencapai pembagian resmi melibatkan upaya dengan Kongres AS yang mempersenjatai Sunni dan kelompok-kelompok militan Kurdish daripada pasukan Irak sejak ia melihat pemerintahan yang dijalankan oleh Shiah.