REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Lebih dari tiga perempat pria Norwegia akan kelebihan berat dalam 15 tahun ke depan. Perubahan itu akibat gaya hidup yang berubah di negara Nordik tersebut.
Saat ini, Norwegia menjadi salah negara dengan warga kelebihan berat paling sedikit di Eropa, demikian laporan media setempat pada Rabu (6/5).
Satu laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang direncanakan diajukan ke Kongres Eropa mengenai Kegemukan di Praha, Ceko, memperlihatkan 76 persen pria Norwegia akan kelebihan berat sampai 2030. Penerbit berita digital The Local mengatakan jumlah itu naik dari 58 persen pada 2010,.
Perempuan Norwegia lebih baik dibandingkan dengan kaum prianya. Hanya 53 persen diperkirakan akan kelebihan berat badan pada 2039, tapi itu masih merupakan lonjakan dari 38 persen pada 2010.
Kaum lelaki Norwegia berada pada urutan ke-20 dari 34 negara Eropa dan bekas Uni Soviet yang disurvei. Kaum perempuannya menempati urutan ke-25.
"Pertama-tama, gaya hidup manusia berubah. Mereka menjadi terlalu lama duduk. Kebiasaan makan mereka juga berubah," kata Profesor Medis dan Bilogi Selular di Uppsala University Peter Bergsten,.
Bergsten memimpin penelitian mengenai beberapa faktor lain yang mungkin berada di balik meningkatnya kegemukan di seluruh Eropa, termasuk kecenderungan genetika untuk bertambah berat dan ketidakseimbangan hormon.
"Migrasi ke Uni Eropa dan antarnegara berbeda juga menjadi satu masalah sebab itu membuat pola regional jadi kurang jelas," ia menambahkan.
Irlandia saat ini menjadi negara dengan warga paling gemuk di Uni Eropa. Sebanyak 89 persen pria Irlandia akan kelebihan berat sampai 2030, dan hampir separuh kegemukan.