REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan alat-alat kesehatan memang lebih lambat dari jadwal yang sebelumnya diperkirakan. Sejak penandatanganan kontrak pengadaan alat kesehatan RS Indonesia pada 23 November 2014 lalu, yang dilakukan oleh Ir. Edy Wahyudi, Site Manager RS Indonesia di Gaza dengan beberapa supplier setempat, peralatan kesehatan diperkirakan akan datang pada 6 – 7 pekan setelahnya.
Sehingga saat itu MER-C sempat berencana untuk melakukan serah terima dan pembukaan RS Indonesia pada bulan Februari 2015. Namun kondisi perbatasan yang belum dibuka secara penuh dan proses perizinan masuk ke Gaza yang cukup sulit menyebabkan tertundanya kedatangan alat-alat kesehatan ini. Hal ini seperti yang diungkapkan Ketua MER-C Cabang Gaza, Muqorrobin Al Fikri.
“Seharusnya ranjang pasien dijadwalkan datang pada akhir Januari yang lalu. Namun proses pengurusan dan perizinan masuk ke Jalur Gaza cukup rumit dan sulit, sehingga tertunda lebih dari dua bulan,” terang Ir. Edy Wahyudi, Site Manager RS Indonesia di Gaza dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Kamis (7/5).
Sementara peralatan yang masih dalam perjalanan dengan kapal laut adalah instrument-instrumen bedah. Sedangkan alat-alat lainnya seperti paket perlengkapan ruang operasi dan beberapa paket furnitur rumah sakit sebenarnya telah mendapat izin, namun masih menunggu antrian untuk bisa masuk ke Gaza.
MER-C melalui cabangnya di Jalur Gaza juga sudah melakukan pemesanan dua unit ambulans untuk kendaraan operasional RS Indonesia. Kedua unit ambulans dipesan dari Mesir dan saat ini masih berada di Mesir menunggu proses perizinan masuk ke Gaza.