REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Anda masih ingat dengan insiden pelecehan rasial yang dilakukan seorang nenek kepada pasangan Muslim di dalam kereta di Sydney bulan lalu yang terekam video dan diunggah ke internet? Nenek berusia 70 tahun itu akhirnya mendapat surat pemberitahuan dari Kepolisian Sydney kalau dirinya telah melanggar hukum karena melakukan pelecehan rasial setelah polisi menyelidiki insiden tersebut.
Kepolisian Sydney mengatakan lansia yang berasal dari Lisarow, pesisir tengah, New South Wales telah melakukan pengakuan dan dirinya telah ditetapkan sebagai pelaku pelanggaran aturan "berperilaku ofensif di dan didalam kendaraan umum/kereta".
Insiden itu terjadi pada 15 April lalu ketika wanita itu diduga melecehkan Hafeez Ahmed Bhatti dan pasangannya, Khalida Hafeez karena mereka berada di kereta menuju Bandara Sydney dari Stasiun utama Kereta Api.
Seorang saksi yang berusaha untuk campur tangan memfilmkan insiden ini dengan ponselnya dan kemudian mengunggahnya ke media sosial yang kemudian langsung menyebar dan sudah ditonton lebih dari 100 ribu kali.
Video singkat yang direkam oleh Stacey Eden 23 tahun ini yang juga sempat membela pasangan itu saat kejadian.
Didalam video itu, Eden terdengar memberitahu lansia itu untuk tidak mempermasalahkan cara berbusana wanita muslim yang diserangnya.
"Dia menggunakan busana itu untuk dirinya sendiri, OK," katanya didalam video itu.
"Dia mengenakan busana (muslim) karena dia ingin menyamarkan tubuhnya, bukan karena orang seperti Anda yang akan duduk disana dan tidak menghormatinya,"
Wanita yang lebih tua kemudian terdengar menyebut-nyebut soal pemenggalan, penyanderaan di Sydney dan menyebut wanita muslim itu sebagai pendukung ISIS.
Kepolisian Sydney kemudian melihat rekaman itu dan petugas dari Satuan Polisi Transportasi melakukan penyelidikan dan hasilnya menerbitkan surat pemberitahuan pelanggaran aturan untuk nenek tersebut.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement