REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Presenter saluran televisi lokal Raad al Jubbouri ditemukan tewas di rumahnya yang berlokasi di Baghdad. Jubbouri yang bekerja di stasiun televisI lokal al Rasheed ini tewas dengan satu peluru yang bersarang di dada, Kamis (7/5).
Jubbouri yang juga menulis editorial tentang korupsi kelembagaan untuk sebuah koran Irak ini, ditembak setelah ia menerima ancaman. Kepala Observatorium Kebebasan Jurnalistik dan kenalan Jubbouri membenarkan presenter tersebut menerima ancaman beberapa kali sebelum kematiannya.
“Jubbouri menerima surat ancamannya tahun yang lalu.” kata kenalan Jubbouri yang menolak disebut namanya.
Orang tersebut juga mengakui ikut membaca dua surat yang mengandung ancaman kematian dan kata-kata kotor.
Sampai saat ini pembunuh Jubbouri belum diketahui identitasnya. Adik Jubbouri, Ahmed akhirnya angkat bicara mengenai kematian kakaknya,
“Dia adalah wartawan yang berharga di Irak,” ujar Ahmed.
Komite Perlindungan Wartawan di Irak menyatakan setidaknya ada 15 wartawan tewas di Irak sejak awal 2013. Negara tersebut juga berpredikat sebagai tempat yang paling berbahaya bagi wartawan karena peristiwa konflik sipil dengan ketegangan politik di Baghdad.