Jumat 08 May 2015 08:17 WIB

Kelompok Anti-Imigran Bangun Peternakan Babi Dekat Suaka Muslim

Rep: c38/ Red: Damanhuri Zuhri
Peternakan Babi
Foto: Antara
Peternakan Babi

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Para pegiat anti-imigrasi di Swedia berencana untuk membangun sebuah peternakan babi di dekat pusat suaka Muslim.

Namun, langkah yang dimaksudkan untuk menyinggung para imigran Muslim ini justru diejek sebagai cermin ketidaktahuan mereka tentang Islam dan Muslim.

"Ini adalah omong kosong dan menunjukkan betapa sedikit mereka tahu tentang Islam," kata Åke Sander, Profesor Psikologi di University of Gothenburg, kepada kantor berita TT, seperti dilansir onislam.net, Jumat (8/5).

"Mereka berpikir, ketika umat Islam mencoba untuk menjauh dari daging babi, alkohol atau perjudian, tidak ada yang mengatakan mereka tidak bisa berada di dekat babi. Ini adalah upaya terakhir dari para pegiat yang sudah kehilangan argumen," ujarnya.

Rencana itu diumumkan, Rabu (6/5) oleh sekelompok pegiat yang menyatakan dirinya sebagai kelompok kepentingan untuk bertahan hidup Gullberg.

Mereka mengirim catatan kepada Dewan Migrasi Swedia (Migrationsverket) dan menyampaikan akan beternak babi di wilayah terdekat guna mencegah umat Islam mencari suaka di kota itu.

Catatan itu juga mengatakan mereka mencoba untuk menciptakan sebuah situasi yang mungkin mustahil bagi sebagian umat beragama, khususnya umat Islam. Demikian menurut Radio Sveriges. Kampanye ini langsung mendapat ejekan dari sejumlah politisi lokal dan di media sosial.

Pada 2013, Swedia menjadi negara Eropa pertama yang memberikan residensi otomatis untuk para pengungsi Suriah. Sejak itu permintaan suaka terlihat naik secara signifikan, yang diperkirakan masih akan mencapai angka 90 ribu pada tahun 2015.

Swedia membuka pintu bagi imigran selama beberapa dekade. Tahun 2012, sekitar 43.900 pencari suaka tiba, melonjak hampir 50 persen dari tahun 2011. Hampir setengahnya berasal dari Suriah, Afghanistan dan Somalia. Total imigran baru kini tercatat sekitar 103 ribu jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement