REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB mengatakan, hanya tersedia 22 juta dolar dari 415 juta dolar dana yang diharapkan PBB untuk membantu korban gempa Nepal. Padahal dana tersebut dibutuhkan untuk mengatasi masalah besar krisis global ini.
Aljazirah Jumat (8/5) melaporkan, hanya sebagian kecil dana darurat yang diterima PBB untuk korban gempa Nepal. Ini belum pernah dilakukan negara-negara pendonor sebelumnya.
"Ini adalah respon yang buruk," kata juru bicara PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan Orla Fagan.
Fagan mengatakan, kemungkinan ini terjadi karena negara donor sudah kelelahan. Dalam beberapa waktu terakhir berbagai kejadian memicu krisis internasional, seperti konflik di Suriah dan Irak.
Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter melanda Kathmandu pada 25 April. Insiden menewaskan sedikitnya 7.759 orang dan melukai lebih dari 16 ribu dan menghancurkan lebih dari 300 ribu rumah. Banyak warga di pedesaan masih belum menerima bantuan pemerintah.
"Nepal adalah negara yang sangat kecil, kami memiliki sumber daya yang terbatas. Medannya tak dapat diakses bahkan dalam keadaan yang ideal, kami tak menghadpi konflik sehingga 90 persen personel militer fokus pada upaya bantuan," kata Brigadir Jenderal Jagadish Chandra Pokharel pekan ini.