REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Setelah kematian Farkhunda, masyarakat banyak yang melakukan protes di Kabul. Seperti yang dilansir Channel4 pada Kamis (7/5) waktu setempat, ratusan perempuan melakukan aksi protes dengan melakukan hal-hal yang tidak biasa.
Ratusan demonstran perempuan tersebut mewarnai wajah mereka dengan warna merah, memegang poster, lalu mengeluarkan kata-kata yang mengutuk pemerintah yang dinilai kurang dalam melindungi hak-hak perempuan. Pendiri Afghan's Women Council, Fatana Gailani, juga turut mengikuti aksi protes tersebut.
Selain itu, ia juga banyak menghadiri beberapa protes lainnya terkait dengan kritik kepada pemerintah Afghanistan yang kurang melindungi hak-hak perempuan.
Salah satunya protes yang dilakukan oleh sekumpulan seniman laki-laki dengan melakukan reka adegan serangan yang diterima oleh Farkhunda di jalanan Kabul. "Dengan berdiri satu kaki selama lima jam, saya melakukan aksi protes tersebut," kata Gailani.
Menurut Gailani, pada saat itu ada banyak sekali protes yang dilakukan oleh masyarakat dan suasana Kabul menjadi sangat berbeda.
"Ada laki-laki juga dalam aksi itu. Mereka bernyanyi dan berteriak dengan kita. Biasanya perempuan dan laki-laki selalu terbagi di Afghanistan. Tapi kali ini kita bersama-sama meminta keadilan dan proses pemeriksaan yang adil serta menjadikan kasus Farkhunda menjadi kasus terakhir yang menimpa perempuan di Afghanistan," tuntut Gailani.