REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, mengatakan hampir 7.000 warga sipil telah tewas dalam perang sipil selama masa pemerintahannya. Sebanyak 1.000 orang lain belum diketahui keberadaannya.
Pernyataan yang dikeluarkan Jumat (8/5) tersebut sekaligus mematahkan catatan PBB. Sebelumnya, PBB mencatat6.100 kematian warga sipil dalam konflik Ukraina. Poroshenko juga menyatakan sebanyak 1.657 pejuang milisi di Kiev telah tewas.
Dalam kasus ini, ia menyalahkan Rusia yang dinilai melakukan agresi militer.Alasan ini dilontarkan Poroshenko untuk menguatkan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO.
"Mengingatsikap agresif kebijakan Federasi Rusia menimbulkan ancaman besar bagi keamanan nasional secara jangka panjang. Strategi ini bertujuan untuk menjamin kerjasama penuh di sektor keamanan dan pertahanan antara Ukraina dan NATO," ujar dia.
Seperti diketahui, Presiden Petro Poroshenko berkuasa dalam pemilu yang kontroversial menyusul kudeta sayap kanan terhadap pemerintah yang sah dari Presiden Viktor Yanukovych, Februari 2014.Pihaknya sering mengeluarkan pernyataan tentang agresi Rusia ke Ukraina.
Sementara itu, Moskow secara konsisten membantah telah menyuplai bantuan senjata maupun sejumlah tentara ke wilayah konflik Ukraina.