Ahad 10 May 2015 14:24 WIB

Rumah Mantan Presiden Yaman Jadi Korban Bom Pasukan Koalisi Arab Saudi

Rep: c38/ Red: Angga Indrawan
Militer Arab Saudi membombardir basis Houthi di Yaman.
Foto: Rt.com
Militer Arab Saudi membombardir basis Houthi di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Pesawat tempur koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi telah membom kediaman Ali Abdullah Saleh di ibukota, Sanaa. Saksi mata melaporkan bahwa mantan presiden Yaman dan keluarganya diyakini dalam keadaan selamat.

Tiga serangan udara menghantam kediaman Saleh pada Ahad pagi (10/5), demikian dilaporkan kantor berita Khabar dilansir Aljazirah, Ahad (10/5). Gumpalan asap terlihat membubung dari wilayah itu setelah serangan udara semalam.

Koalisi mengklaim serangan itu menargetkan para pemberontak Houthi setelah sebelumnya mereka melakukan penembakan di kota perbatasan Saudi, Kamis (6/5).

Saleh mengundurkan diri pada 2012 setelah gelombang protes menolak aturan tiga dekadenya. Ia dituduh berpihak pada pejuang Houthi yang telah menggulingkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi pada Februari lalu. Koalisi negara-negara Arab telah melakukan serangan udara terhadap Houthi dan pejuang yang bersekutu dengan Saleh sejak 26 Maret.

Sebelumnya, pejuang Houthi mengatakan menyambut positif upaya untuk mengurangi penderitaan rakyat Yaman sebagai tanda bahwa mereka akan menerima gencatan senjata. Namun, tidak diketahui apakah serangan terbaru ini akan mempengaruhi posisi tersebut.

Serangan terbaru di ibu kota juga datang setelah Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman mengatakan bahwa serangan udara terakhir yang dilakukan oleh koalisi di kota Saada, telah melanggar hukum internasional.

"Pengeboman sembarangan di kawasan sipil bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional, entah dengan atau tanpa peringatan sebelumnya," kata Johannes van der Klaauw dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (9/5).

"Banyak warga sipil terjebak di Saada. Mereka tidak dapat mengakses transportasi karena kekurangan bahan bakar. Serangan ini menempatkan warga sipil dalam risiko," lanjut van der Klaauw.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement