REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara dilaporkan berhasil menguji tembakan rudal balistik dari sebuah kapal selam, Sabtu (9/5) waktu setempat. Hal itu merupakan langkah maju yang cukup signifikan dalam kemampuan militer negara tersebut.
Kantor berita resmi KCNA mekansir, pemimpin Korut, Kim Jong-un mengawasi tes peluncuran rudal di lepas pantai. Rudal balistik yang ditembakkan dari kapal selam muncul dari laut dan melambung ke udara dengan meninggalkan jejak api.
"Melalui tes, ini membuktikan dan menegaskan bahwa peluncuran rudal balistik bawah air dari kapal selam strategis dan memenuhi persyaratan ilmiah dan teknis militer," katanya.
KCNA tidak melaporkan dengan pasti tanggal dan lokasi tepat dari tes tersebut. Tapi, seperti pemberitaan pada Sabtu (9/5), KCNA mengatakan Kim memberi lapangan di kompleks perikanan Sinpo, Daerah tersebut merupakan kota pelabuhan di pantai timur Korut dan juga dikenal sebgai basis kapal selam.
Tindakan Korut sebenarnya melanggar kesepakatan dunia internasional sekaligus menjadi ancaman bagi Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengatakan, peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik adalah pelanggaran yang jelas dari resolusi Dewan Keamanan PBB. Sebab, Korut berada di bawah sanksi PBB yang melarang perkembangan atau penggunaan teknologi rudal balistik.
"Kami menyerukan kepada Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut dan berfokus untuk mengambil langkah-langkah konkret ke arah pemenuhan komitmen dan kewajiban internasional," ujar serang pejabat Departemen Luar Negeri.
Sementara itu, analis asal Korea Selatan dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, Victor Cha mengatakan bila rudal Korut bisa menjangkau Amerika Serikat. "Hasil pengujian menunjukkan bahwa kemampuan rudal Korea Utara sekarang maju tanpa kendala meski sanksi nonproliferasi diterapkan oleh PBB," ujarnya.