Senin 11 May 2015 05:25 WIB

Gencatan Senjata, Iran Kirim Kapal Barang ke Yaman

Militan Houthi dan anti-Houthi bentrok di Yaman.
Foto: Reuters
Militan Houthi dan anti-Houthi bentrok di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kapal barang Iran akan berlayar ke bandar Yaman, yang dikuasai pemberontak, Hodeida pada Ahad (10/5) malam, kata kantor berita Iran, Tasnim. Pejuang Houthi Yaman dukungan Iran pada Ahad menyetujui gencatan senjata lima hari usulan Arab Saudi sesudah lebih dari sebulan pemboman, yang mengakibatkan kekurangan parah makanan, obat dan bahan bakar.

Tasnim melaporkan bahwa kapal barang itu akan membawa 2.500 ton bantuan kemanusiaan, termasuk makanan pokok dan obat. Arab Saudi dan sekutu Arab-nya menuduh Iran berusaha menyelundupkan senjata dan peluru ke Houthi dan memberlakukan pengucilan laut dan udara di Yaman.

Jet sekutu menghancurkan landasan pacu bandar udara Sanaa pada bulan lalu untuk mencegah pesawat Iran mendarat. Teheran menyatakan pesawat itu membawa bantuan. Yaman mengimpor lebih dari 90 persen pangannya dan badan bantuan memperingatkan akan bencana kemanusiaan.

Iran membantah mendanai dan mempersenjatai Houthi, tapi negara Sunni Teluk percaya Republik Islam itu menggunakan kelompok Syiah tersebut untuk mendapatkan pijakan di Semenanjung Arab.

Dengan didukung Amerika Serikat, sekutu pimpinan Saudi mulai melancarkan serangan udara terhadap Houthi dan tentara setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh pada 26 Maret untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Serangan udara sekutu pimpinan Arab Saudi atas kota Saada di Yaman, tempat banyak warga terperangkap, melanggar hukum antarbangsa, meskipun ada seruan agar warga meninggalkan daerah itu, kata Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman pada Sabtu (9/5).

"Pemboman serampangan atas daerah berpenduduk, dengan atau tanpa peringatan sebelumnya, bertentangan dengan hukum humaniter antarbangsa (IHL)," kata pernyataan Johannes van der Klaauw.

"Mengeluarkan peringatan akan ada serangan tidak membebaskan para pihak dari kewajiban IHL untuk melindungi warga dari bahaya," katanya.

Puluhan warga dilaporkan tewas dan ribuan mengungsi sesudah sekutu, yang mencakup Arab Saudi dan sembilan negara Arab lain dan didukung Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, menyatakan seluruh gubernuran itu sasaran tentara, katanya.

"Banyak warga terjebak di Sanaa karena tak mendapat pengangkutan akibat kekurangan bahan bakar. Menyasar seluruh gubernuran itu akan menempatkan jumlah tak terhingga warga terancam," kata Van der Klaauw.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement