REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz mengirim putra mahkota dan menteri pertahanannya, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Camp David di Amerika Serikat. Langkah ini memunculkan pertanyaan mengenai hubungan Riyadh dan Washington, di tengah memulihnya hubungan AS-Iran.
Dilansir Aljazeera, Senin (11/5), awalnya Raja Salman dijadwalkan akan menghadiri KTT Camp David, dan bertemu dengan Presiden AS Barack Obama sebelum
KTT berlangsung. Namun, Raja Salman kemudian memutuskan untuk batal hadir dan mengutus Putra Mahkota yang juga Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef. Hadir pula Pangeran Nayef hadir pula Wakil Putra Mahkota yang merupakan menteri pertahanan dan putra Raja Salman, Mohammed bin Salman.
Dalam sebuah pernyataan pada Ahad (10/5), Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir mengatakan, KTT bertepatan dengan rencana gencatan kemanusiaan dalam konflik Yaman.
Sementara Gedung Putih mengatakan, keputusan Raja Salman untuk melewati pertemuan puncak tak berarti Saudi menunjukkan tanda ketidaksepakatan dengan AS. Tapi beberapa kritikus mengatakan, pembatalan sebagai sebuah bentuk penghinaan.
The New York Times mengatakan, keputusan Salman menunjukkan sinya ketidaksukaan Saudi dengan membaiknya hubungan AS dengan Iran. Selama ini Iran merupakan saingan kuat Saudi di regional. Sementara beberapa pihak lain berspekulasi, kesehatan raja yang tak memungkinkannya bepergian ke luar negeri.