Selasa 12 May 2015 11:06 WIB

Pilot Profesional: MH370 Dibajak dan Diterjunkan ke Perairan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Hazliansyah
 Awak pesawat Orion AP-3C milik Angakatan Udara Australia tengah melakukan misi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.
Foto: AP/Richard Wainwright
Awak pesawat Orion AP-3C milik Angakatan Udara Australia tengah melakukan misi pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Spekulasi mengenai hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 hingga saat ini terus bergulir. Seorang pilot profesional, Byron Bailey, mengatakan kemungkinan yang paling mungkin terjadi pada pesawat Boeing 777 berpenumpang 239 orang tersebut.

Bailey adalah pilot komersial dengan pengalaman 26 ribu jam penerbangan. Ia dan sebagian besar komunitas pilot mempercayai bahwa pesawat dibajak oleh pilot dan ditenggelamkan ke laut dalam.

Tulisannya di Daily Telegraph menyebutkan bahwa seseorang membajak kapal, mematikan semua komunikasi di Laut Cina Selatan, menerbangkannya menuju barat Penang dan memprogram ulang Flight Management System (FMS) agar mengarah ke selatan Samudra Hindia.

''Siapa yang memprogram ulang FMS? Coba saja tanya pilot lain, hanya pilot jet yang mampu memprogram manual latitude dan longitude di FMS, padahal tidak ada arahan untuk menuju selatan Samudra Hindia,'' kata mantan kapten Emirates Airline tersebut.

Menurutnya, hanya seorang pilot berpengalaman yang bisa menerbangkan pesawat melalui program ulang FMS dan autopilot selama tujuh jam. Bailey percaya bahwa kapten Zaharie Ahmad Shah yang mematikan radar dan sengaja menerbangkannya ke Samudra Hindia.

Kapten Zaharie juga menjadi tersangka utama yang ditetapkan oleh kepolisian Malaysia. ''Ini menunjukan bunuh diri yang direncanakan,'' kata Bailey.

Boeing 777, tambahnya, adalah pesawat paling aman dengan teknologi hampir nihil kecelakaan. Bailey menegaskan bahwa semua pilot jet berpengalaman mempercayai bahwa MH370 tidak kecelakaan.

''Saya percaya MH370 ada di bagian paling gelap dunia, 6.500 m di bawah air yang dingin, terpencil dan kesepian,'' ujarnya.

Ia berspekulasi bahwa MH370 tidak kecelakaan karena kehabisan bahan bakar. Menurutnya, pesawat menghantam perairan dengan kecepatan mendekati supersonik.

Pencarian MH370 menjadi pencarian paling mahal sepanjang sejarah. Upaya untuk menemukannya terus dilakukan oleh pemerintah Malaysia, Australia dan Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement