Selasa 12 May 2015 11:56 WIB

Rawat Cucu Muslimnya, Nenek Cina Ini Raih Penghargaan

Rep: C30/ Red: Ilham
Anak bersama neneknya.
Foto: pixshark
Anak bersama neneknya.

REPUBLIKA.CO.ID, Malaka -- Tan Guan Neo, seorang nenek keturunan Cina menentang perbedaan agama di Malaysia dengan tetap merawat cucunya yang muslim setelah ibu dari abak itu sakit dan kemudian meninggal. Karena itu, Tan Guan Neo meraih Malaka Award 2015 pada perayaan hari ibu.

“Saya juga membawanya pergi ke sekolah agama di kelas al-Quran, memastikan cucu saya tetap mendapatkan pendidikan agamanya,” ujar Tan Guan Neo atau biasa disapa nenek Po Po dilansir dari laman onislam.net, Selasa (12/5).

Nenek Cina 70 tahun ini dengan telaten menjaga dan merawat Fahira Nabila Isham, bayi yang sudah dirawatnya sejak usia empat bulan. Meskipun nenek Po Po bukanlah seorang muslim, namun dia tetap membantu Isham berlatih shalat dan berlatih puasa Ramadhan dari usia Isham lima tahun. “Saya juga memastikan, Isham melakukan kewajiban agamanya,” ujar nenek Po Po.

Nenek Po Po mengaku apa yang dilakukannya selama ini tidaklah mudah. Menjaga sekaligus melindungi dan membina keyakinan agama Isham memiliki banyak tantangan karena kecaman dari lingkungan seringkali berdatangan. Po Po juga mengatakan, kepala desa pernah mengunjunginya dan meminta Po Po untuk menyerahkan Isham ke panti asuhan. Alasannya, Po Po dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk merwat Isham yang beragama Islam. “Tapi saya protes,” tegas Po Po.

Po Po bertekad membuktikan jika dia mampu untuk merawat cucunya tersebut yang telah ditinggal pergi oleh ibunya. Meskipun Po Po non muslim, namun dia meyakini dirinya tidak akan menghalangi Isham untuk mempelajari ilmu agamanya.

Malaysia memiliki populasi hampir 26 juta orang melayu yang 60 persennya adalah umat musim.

Islam sendiri mengajarkan untuk menghormati setiap ibu yang melahirkan anaknya. Nabi Muhammad SAW bersabda kepada para sahabat dan umatnya untuk senantiasa menghormati seorang ibu. “Yang terbaik adalah dengan senantiasa menghormati dan melayani ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian kerabat dekat kemudian orang-rang yang datang setelah mereka,” (HR. Al-Bukhari, 5971).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement