REPUBLIKA.CO.ID, TURKI  -- Patung seorang pangeran Ottoman yang sedang berfoto selfie diresmikan di kota utara Amasya pada hari Sabtu (10/5). Sehari kemudian, setengah dari kamera yang dipegang pangeran 'dicolong' atau dirusak.

Patung pangeran masih berdiri, memegang sisa-sisa telepon genggam di satu tangan, dan tangannya yang lain memegang pedang. Wisatawan telah berbondong-bondong ke tepi sungai Amasya untuk berfoto dengan patung atau membuat snap selfie mereka sendiri.

Pengacau merusak setengan telepon patung pangeran. Namun, beberapa penduduk lokal menggambarkannya sebagai pemandangan konyol yang tidak menghormati sejarah kota. Selama era Ottoman, Amasya memainkan peran penting dalam mempersiapkan pangeran menjadi sultan.

Mereka mengirim pangeran untuk memerintah kota sebagai bagian dari pelatihan, agar nanti dapat memimpin seluruh kekaisaran. "Semua orang tahu bahwa ponsel tidak ada selama zaman itu. Hal ini tidak sopan kepada nenek moyang kita untuk menggambarkan pangeran dengan cara itu," kata salah satu warga lokal. "Siapa pun yang pecahkan bagian dari patung seharusnya menghancurkannya semua," tambahnya.

Para pejabat mengatakan, itu tidak mewakili pangeran tertentu. Ptung itu bertujuan untuk menarik perhatian wisatawan. "Tidak ada, yang menyinggung atau melecehkan pemimpin-pemimpin kami," kata Wali Kota Cafer Ozdemir. Kemudian dia menambahkan bahwa tidak ada yang salah dengan memberikan patung itu sentuhan modern.

Ikuti Whatsapp Channel Republika