Selasa 12 May 2015 21:16 WIB

Presiden: Produk Indonesia Harus Kuasai Papua Nugini

Presiden Jokowi bersama Wapres JK.
Foto: Antara
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Presiden Joko Widodo berharap produk-produk dari Indonesia bisa masuk dan menguasai pasar di Papua Nugini. Apalagi kedua pemerintah telah menandatangani kerja sama di bidang ekonomi.

"Saya kira kalau sektor-sektor yang ada dari Indonesia sudah masuk, gampang nanti kalau pengusahannya juga ikut masuk ke sebuah negara," kata Jokowi saat berdialog dengan warga Indonesia di Kantor Kedutaan Indonesia di Papua Nugini, Selasa (12/5).

Menurut Presiden, dengan akan diterapkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia harus 'menyerang' dulu atau bersikap agresif agar tidak tertinggal dengan negara lain. "Kita ini sebentar lagi akan dibuka ASEAN economic community, semua negara ASEAN akan dibuka tanpa batas sehingga saya selalu mengatakan ke pengusaha ke masyarakat agar kita betul-betul siap. Kalau bisa itu menyerang terlebih dahulu jangan diserang dulu," katanya.

Presiden mengaku bangga ketika mendapat informasi bahwa pengusaha dari Indonesia dapat menguasai pasar modern (swalayan) di Papua Nugini, yang 50 persen lebih produknya didatangkan dari Indonesia. "Ini bagus sekali, supermarket juga sudah nyerang, properti tadi juga sudah masuk, ini sangat bagus sekali ini dan industri juga masuk," harapnya.

Presiden juga yakin produk Indonesia mempunyai daya saing yang lebih baik dan harus didorong untuk bisa masuk ke negara tetangga agar masyarakat |Indonesia tidak menjadi penonton di negeri sendiri. "Ini yang mau saya dorong, sehingga jangan sampai kita jadi penonton di Indonesia karena lalu lalang orang dari kanan kiri kita, ASEAN, barangnya dari sana semua kita 'nonton' dan hanya dijadikan pasar, itulah yang saya gak mau," katanya.

Presiden melakukan kunjungan kenegaraan di Papua Nugini selama dua hari (11-12 Mei 2015) setelah menyelesaikan selesai 'blusukan' di empat provinsi, yakni Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Dalam kunjungan ke Papua Nugini, Presiden yang didampingi Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri ESDM Sudirman Said, dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melakukan pembicaraan bilateral.

Selain itu juga melakukan penandatanganan kerja sama bidang penanggulangan kejahatan lintas batas yang meliputi narkoba dan terorisme dan kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk eksplorasi minyak dan energi.

Sementara dalam bidang ekonomi, Indonesia-Papua Nugini sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai area, mendorong perdagangan di luar pasar perbatasan, mendorong penguatan kerja sama investasi dan infrastruktur, serta menggiatkan keterlibatan swasta di bidang energi, telekomunikasi, dan perikanan.

Dalam kunjungan ini, Presiden juga menyempatkan melakukan dialog dengan WNI yang berada di Papua Nugini. WNI di Papua Nugini tercatat 2.500 orang sebagai pekerja ahli di beberapa bidang. Sebanyak 2.500 WNI itu tersebar di perbatasan sekitar 1.000 orang dan di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby sekitar 1.500 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement