REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Jarak tidak menghalangi proses pengadatan alat kesehatan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.Survei dan kesepakatan dengan supplier alat kesehatan lokal tetap dilakukan.
MER-C Pusat Jakarta juga secara rutin memantau dan mendampingi relawan di Gaza mulai dari proses pemilihan serta penentuan alat dan supplier, pemesanan, pengecekan, pembayaran, hingga penginstallan alat-alat serta pelatihan untuk alat-alat tertentu bagi para tenaga lokal yang akan menggunakannya.
Bukan hal yang mudah awalnya, terlebih relawan yang kini masih bertugas di Gaza adalah relawan dengan keahlian bidang konstruksi. Namun dengan dedikasi dan semangat belajar yang tinggi, semua kendala yang mulanya terasa sulit dapat diatasi.
Selain via email, media komunikasi yang rutin digunakan antara Tim alat Kesehatan di MER-C Pusat Jakarta dengan para relawan di Gaza adalah melalui skype. Komunikasi via skype ini dilakukan minimal satu kali dalam seminggu.
Hal ini untuk memantau kondisi para relawan dan tentunya progress program-program MER-C di Gaza, Palestina seperti program RS Indonesia dan Pengadaan alat kesehatannya, program pembangunan Wisma Rakyat Indonesia, dan Penyaluran bantuan kemanusiaan yang seluruhnya merupakan amanah dari rakyat Indonesia untuk Palestina.
Seperti Rabu (6/5) lalu, Tim Alat Kesehatan MER-C Jakarta kembali melakukan komunikasi via skype dengan perwakilan relawan di Gaza, yaitu Ir. Edy Wahyudi. Dalam komunikasi tersebut, Ir. Edy Wahyudi mengabarkan bahwa seluruh relawan dalam kondisi baik dan sehat.
Selanjutnya Ir. Edy yang sudah tiga kali bertugas di Gaza juga melaporkan proses pengadaan Alat Kesehatan RS Indonesia masih terus berjalan, namun belum ada alat lagi yang tiba di RS Indonesia.
Berdasarkan komunikasi intensifnya dengan para supplier alat kesehatan di Gaza, alat-alat kesehatan yang telah dipesan untuk RS Indonesia masih dalam proses pengiriman dengan status yang beragam seperti: dalam perjalanan dengan kapal laut, proses perizinan untuk masuk ke Gaza dan ada juga peralatan yang sudah mendapat izin namun masih menunggu antrian untuk bisa masuk ke Gaza.