REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN CITY -- Vatikan secara resmi mengakui negara Palestina dalam perjanjian, Rabu (13/5) waktu setempat. Hal ini memicu kemarahan Israel dan tuduhan bila langkah tersebut merusak prospek perdamaian.
Perjanjian tersebut menyangkut kegiatan Gereja Katolik di wilayah Palestina. Ini menjadi indikasi Tahta Suci telah mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Organisasi Pembebasan Palestina ke negara Palestina.
"Ya, itu pengakuan bahwa ada negara (Palestina)," kata juru bicara Vatikan, Rev Federico Lombardi.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan kecewa dengan perkembangan itu. "Langkah ini tidak mempromosikan proses perdamaian dan menjauhkan kepemimpinan Palestina dari arahan negosiasi bilateral," kata kementerian tersebut.
"Israel," kata mereka, "akan mempelajari perjanjian dan akan mempertimbangkan langkah-langkah yang sesuai."
Perjanjian tersebut tercapai sebelum Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengunjungi Paus Francis di Vatikan. Saat ini, Abbas sedang menuju Roma untuk menghadiri Kanonisasi Francis dua orang kudus dari Tanah Suci.
Sejak Paus Francis 2014 berkunjung ke Tanah Suci, program Vatikan secara resmi menyebut Abbas sebagai presiden negara Palestina. Dalam buku tahunan terbaru Vatikan, duta besar Palestina untuk Vatikan tercatat sebagai wakil negara Palestina.