REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara mengeksekusi kepala pertahanan negara, Hyon Yong Chol dengan menempatkannya di depan senapan anti-pesawat di lapangan tembak, Kamis (14/5). Layanan intelegen nasional Korea Selatan (NIS) melaporkan Hyon dieksekusi dengan tuduhan pengkhianatan.
Informasi ini disampaikan NIS pada anggota parlemen dalam briefing tertutup di Seoul. NIS mengatakan Hyon tidak patuh pada pemimpin Korut Kim Jong Un, membantah ucapannya dan tertidur dalam pertemuan yang dihadiri Kim.
Dalam pertemuan tertutup komite parlemen tersebut, pihak berwenang NIS mengatakan Hyon tewas dihadapan ratusan penonton. Anggota parlemen Shin Kyong-min mengatakan Hyon ditempatkan di lapangan tembak Akademi Militer Kang Kon Pyongyang kemudian dibombardir dengan tembakan senapan hingga terjatuh tewas.
Ketua komite intelijen parlemen, Kim Gwang lim mengatakan Hyon telah beberapa kali membantah perintah Kim. NIS tidak memberitahu darimana mereka mendapat informasi tersebut, namun mengatakan laporan dapat dipercaya.
NIS sering kali mencatat perkembangan di Korut. Informasi-informasi tersebut umumnya bersifat rahasia dan tidak mungkin mendapat konfirmasi langsung dari Korut.
Sementara, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jeff Rathke mengatakan AS tidak bisa memverifikasi laporan. ''Tapi ini laporan yang mengganggu. Jika benar, maka mereka sangat brutal, dan ini bukan laporan yang pertama,'' kata dia.
Namun, Pengamat Cheong Seong-chang dari Sejong Institute think-thank Korsel mempertanyakan keaslian laporan tersebut. Pasalnya, Hyon masih sering muncul di televisi.