REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Petinggi Ikhwanul Muslimin Farid Ismail dikabarkan meninggal dunia karena menderita stroke. Farid meninggal di rumah sakit di dalam penjara di kota Zagazig, tempat ia menjalani hukuman.
Dilansir dari Reuters kabar meninggal Farid diungkapkan oleh Partai Kebebasan dan Keadilan yang selama ini menjadi wadah kalangan Ikhwanul Muslimin pada Rabu (13/5) waktu setempat.
Situs tersebut mengatakan penyebab meninggalnya Farid disebut karena kelalaian pihak penjara yang tidak cepat memindahkan Farid ke rumah sakit saat mengalami masa kritis. Farid diketahui sudah mengalami stoke sejak seminggu lalu.
"Kami meminta pengadilan beberapa kali pada bulan lalu untuk memindahkan dia ke sebuah rumah sakit di luar karena kesehatannya memburuk," Abdel Moneim pengacaranya Abdel Maqsood kepada Reuters, Rabu (13/5).
Sementara itu, sebuah sumber keamanan membantah laporan tentang adanya kelalaian medis di balik kematian Farid. Menurut keterangan dari kuasa hukum Farid, Abu Hurairah Farid emang menderita komplikasi kesehatan selama dua bulan terakhir
"Dia telah dirawat di rumah sakit dua hari lalu, tetapi meninggal pada Rabu (13/5)," ujarnya.
Namun demikian, Hurairah menuduh otoritas penjara mengabaikan kondisi kesehatan kliennya dan mencegah dia dari menerima makanan dan obat-obatan.
Sebelumnya anak Ismail, Mohamed, menuduh otoritas penjara mencegah ayahnya menerima obat atau menjalani setiap tes medis.
"Ayah saya dipindahkan dari rumah sakit yang buruk ke yang lebih buruk," tulis Mohamed di Twitter. "Kondisi kesehatan yang sebenarnya belum diketahui, karena ia tidak mengalami pemeriksaan medis," tambahnya.