REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan, negaranya ingin segera menyelesaikan masalah dengan Uni Eropa.
Dilaporkan harian Financial Times, Jumat (15/5), Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang memenangkan pemilihan umum dengan perolehan suara mayoritas pekan lalu, berjanji untuk menegosiasikan kembali hubungan antara Inggris dan Eropa, sebelum pemerintahannya melakukan referendum in-out dalam keanggotaan Uni Eropa pada akhir 2017 nanti.
Hammond, di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri NATO di Turki, menjelaskan perubahan sikap negaranya, yang ditentang beberapa pemimpin Uni Eropa, bukanlah tujuan politik dari pemerintah Konservatif. "Waktu untuk melakukan negosiasi ulang akan tergantung sepenuhnya pada sekutu," kata Hammond seperti disitat dari Financial Times.
"Jika mereka antusias untuk merangkul agenda ini, kami akan bergerak secepat mungkin," katanya.
Harian Financial Times menyebutkan salah satu opsi yang mengemuka adalah para pemimpin Uni Eropa mengeluarkan keputusan yang memiliki kekuatan mengikat berdasarkan hukum internasional. Namun, diberlakukan setelah perubahan traktat.
"Saya ingin proses ini berakhir: paket reformasi yang baik, suara dukungan, dan perubahan dalam cara hubungan kerjanya, di mana Inggris benar-benar terlibat dan memiliki suara yang diperhitungkan di Uni Eropa," kata Hammon yang mengaku mendukung kampanye untuk menjaga Inggris tetap di Uni Eropa.