REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Peluru tajam dan karet yang ditembakkan tentara Israel melukai sedikitnya 10 warga Palestina dalam bentrokan di kota Nablus, Tepi Barat utara, JUmat (15/5).
saksi dan sumber keamanan mengatakan tentara Israel memastikan bentrokan itu, tapi membantah pasukannya menggunakan peluru tajam.
Lebih 1.000 pemukim dari permukiman Yahudi naik bus ke kota itu untuk mengunjungi makam Yusuf pada pagi hari dan tentara menutup jalan ke lokasi ziarah itu. Warga Palestina menentang tindakan itu. Beberapa di antaranya melemparkan batu sebelum bentrokan pecah dengan tentara.
Juru bicara tentara menyatakan serdadu mengawal sekitar 3.000 pengunjung asal Yahudi ke makam itu sejak Rabu malam dan kerumunan sekitar 200 warga Palestina mendekati daerah tersebut melemparkan batu dan membakar ban.
Tentara menanggapi dengan sarana penanggulangan kerusuhan, katanya, tapi peluru tajam tidak ditembakkan. Bentrokan itu terjadi sesudah Israel membentuk pemerintahan sayap kanan baru pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pemerintahan garis keras itu memicu kekhawatiran Eropa dan Amerika Serikat terkait perluasan pembangunan permukiman di tanah rampasan dan semakin tipis masa depan perdamaian dengan Palestina.
Bagi diplomat asing, pemerintahan baru di Israel memunculkan kehawatiran soal perluasan permukiman Israel di atas tanah yang hendak dijadikan Palestina sebagai bagian dari negaranya.