Sabtu 16 May 2015 08:06 WIB

Konflik Laut Cina Selatan, Kerry Desak Cina Tahan Diri

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
Konflik Laut Cina Selatan.
Foto: AP
Konflik Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendesak pihak Beijing untuk lebih menahan diri di Laut Cina Selatan. Hal ini dilakukan, melihat tindakan Cina yang semakin tegas di wilayah yang disengketakan tersebut.

BBC News melaporkan pada Sabtu (16/5), para pejabat AS mengatakan, Kerry akan menyuarakan kekhawatirannya atas proyek reklamasi tanah yang dilakukan Cina di perairan tersebut.

Selama ini, Cina mengklaim hampir seluruh wilayah laut di Cina Selatan. Klaim tersebut tumpang tindih dengan klaim Brunei, Taiwan, Filipina, Vietnam dan Malaysia.

Kerry akan mengadakan serangkaian pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping dan para pejabat pemerintahan lainnya.

Para pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, kunjungan Kerry dijadwalkan selama beberapa hari namun agenda utama tetap mengenai dominasi Cina di Laut Cina Selatan.

Pihak Washington mengatakan, Cina telah mereklamasi sekitar 810 hektare lahan tanah di Kepulauan Spratly sejak 2014. Sementara, tujuan ekspansi belum jelas, tapi Cina telah memperbaiki infrastruktur pertahanan di wilayah tersebut.

Kunjungan Kerry disebut-sebut untuk membela kepentingan nasional di perairan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan, Cina terus bertekad untuk mempertahanankan kedaulatan dan haknya.

"Kami akan mengambil langkah-langkah tegas untuk melawan setiap tindakan yang akan menimbulkan provokasi dan ancaman terhadap Cina," katanya.

Beijing juga telah menyatakan keprihatinannya atas laporan bahwa AS dapat mengirimkan kapal dan pesawat militer untuk menegaskan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. Selama ini, wilayah perairan tersebut dikenal sebagai salah satu daerah pengiriman tersibuka di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement