REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pemerintah Nepal menyatakan bahwa negara menderita kerugian hingga 10 miliar dolar AS akibat gempa susulan yang terjadi pada Rabu (13/5) lalu. Karenanya, pemerintah meminta negara donor untuk memberikan dukungan dana secara jangka panjang hingga perekonomian negara tersebut kembali normal.
Menteri Keuangan Ram Sharan Mahat memperkirakan, biaya awal untuk rekonstruksi negara yang dilanda gempa sebesar 5 miliar dollar. Rekonstruksi sudah dimulai dengan menyiapkan dana sebesar 2 milar dollar. "Negara ini telah mengalami kerugian 5-10 miliar dollar akibat gempa 25 April dan gempa susulan,” ujar Mahat, Sabtu (16/5).
Menurut dia, terjadinya dua gempa berdampak signifikan terhadap lesunya perekonomian Nepal saat ini. Beberapa sektor lain seperti industri jasa, pertanian, pariwisata, kesehatan dan pendidikan juga terdampak gempa.
Karena itu, dukungan dana secara jangka pendek dan jangka panjang sangat diperlukan. Dukungan dana jangka pendek diperlukan segera untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Sementara dukungan jangka panjang akan diperlukan untuk rekonstruksi fisik.
Mahat menambahkan, pemerintah juga berupaya mempergunakan bantuan secara transparan. "Transparansi akan dipertahankan untuk setiap Rupee yang diterima atas nama bantuan untuk korban gempa dan jumlahnya akan diaudit,” tambah dia.
Dia melanjutkan, pembangunan pasca gempa akan terus mendominasi kebijakan perekonomian negara hingga tahun depan. Menurut Mahat, pemerintah akan mendahulukan rekonstruksi fisik sesuai kebutuhan pasca bencana.