Ahad 17 May 2015 13:36 WIB

Pertempuran Pecah di Tengah Gencatan Senjata

Rep: Gita Amanda/ Red: Angga Indrawan
  Bangunan tempat tinggal mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang hancur akibat serangan udara di kota Sanaa, Ahad (10/5).
Foto: Reuters/Mohamed al-Sayaghi
Bangunan tempat tinggal mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang hancur akibat serangan udara di kota Sanaa, Ahad (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIZ -- Pertempuran pecah antara milisi setempat dan pemberontak Houthi di sejumlah kota di Yaman, di tengah gencatan senjata kemanusiaan. Insiden menyebabkan setidaknya 10 orang tewas.

Para pejabat berbicara dengan syarat anonim melaporkan pertempuran sengit terjadi di sejumlah kota di Yaman seperti kota di selatan Aden, Taiz, dan provinsi Marib. Pejabat medis dan keamanan mengatakan, tiga warga sipil tewas oleh mortir saat tembak-menembak. Dua warga sipil dan tiga lainnya luka-luka dalam bentrokan di Taiz.

Juru bicara aliansi suku anti-Houthi di Marib utara Saleh al-Anjaf mengatakan, ratusan pejuang yang setia pada Houthi dan sekutunya telah tiba di daerah tersebut sebagai bala bantuan.

"Pertempuran sengit berlanjut dengan milisi suku setempat," katanya dilansir Reuters, Ahad (17/5).

Pertempuran di Taiz datang meski gencatan senjata kemanusiaan lima hari telah dimulai pada Selasa (12/5). Gencatan dimaksudkan untuk mendistribusikan bantuan kepada jutaan warga yang kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan akibat pertempuran.

Arab Saudi memimpin koalisi untuk melawan Houthi dan pasukan yang setia dengan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Serangan bertujuan untuk mengembalikan legitimasi Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Saudi dan Houthi telah sepakat melakukan gencatan senjata untuk kemanusiaan. Namun lima hari gencatan senjata telah berulang kali dilanggar oleh masing-masing pihak yang saling menyalahkan.

Beberapa pertempuran juga terjadi di kota Dhalea pada Sabtu (16/5) malam. Tapi belum ada informasi terkait jumlah korban. Sebuah konferesi antara kelompok-kelompok politik di Yaman dijadwalkan akan digelar oleh pemerintah Presiden Hadi di Riyadh pada Senin (18/5), setelah gencatan senjata berakhir. Namun konferensi ditolak pihak Houthi dan pasukan yang setia pada Saleh. Ini berarti tak ada kesempatan pembicaraan damai.

Konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 1.400 orang, yang mayoritas merupakan warga sipil. PBB mengatakan, sekitar 25 juta orang telah mengalami kekurangan makanan, air, obat-obatan dan listrik akibat blokade Saudi.

Organisasi kemanusiaan berusaha membawa dan mendistribusikan bantuan sebelum gencatan senjata berakhir. Tapi warga di beberapa kota termasuk Aden dan Taiz mengatakan belum menerima salah satu bantuan yang sangat mereka butuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement