Senin 18 May 2015 12:43 WIB

Netanyahu Ingin Hentikan Kesepakatan Nuklir Iran

Rep: C07/ Red: Erik Purnama Putra
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan masih ada waktu untuk menghentikan kesepakatan Iran dengan enam negara pemegang hak veto PBB yang akan memberikan persetujuan kesepakatan nuklir Iran.

"Ini masih belum terlambat untuk menarik kembali rencana yang memberikan Iran kesepakatan yang akan membuka jalan itu untuk senjata nuklir," katanya pada upacara memperingati Perang Enam Hari tahun 1967, Ahad (17/5).

Amerika Serikat serta Inggris, China, Prancis, Rusia dan Jerman masih melakukan negosiasi dengan Teheran untuk menyelesaikan kesepakatan pada 30 Juni, guna mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, dalam pertukaran dengan keringanan sanksi ekonomi yang melumpuhkan Iran.

Menurut Netanhayu, I Iran tidak dapat dipercaya untuk menghormati suatu kesepakatan. "Kami menentang kesepakatan ini dan kami tidak satu-satunya," kata Netanyahu, dikutip Al Arabiya. "Hal ini diperlukan dan mungkin untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik."

Negara-negara Muslim Arab dan sebagian besar Sunni di negara Teluk juga takut kesepakatan nuklir bisa menjadi pertanda hubungan AS lebih dekat dengan Syiah Iran. Iran telah lama menegaskan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai energi, kekhawatiran internasional tentang hal itu mencari bom nuklir adalah salah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement