Selasa 19 May 2015 06:07 WIB
Muslim Rohingya

Thailand Tangkap Gembong Perdagangan Migran Rohingya

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Kondisi pengungsi Muslim Rohingya yang memperihatinkan. Situasi ini menyebabkan para pengungsi enggan kembali ke Myanmar.
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Kondisi pengungsi Muslim Rohingya yang memperihatinkan. Situasi ini menyebabkan para pengungsi enggan kembali ke Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand mengklaim telah menangkap gembong jaringan pedagangan manusia yang selama ini berulah tak bertanggungjawab atas nasib etnis Rohingya, Senin (18/5). Polisi Kerajaan Thailand menuduh Patchuban Angchotipan sebagai bos besar jaringan tersebut.

''Di provinsi Satun, ia adalah orang level tinggi,'' kata kepala polisi nasional Thailand, Jenderal Somyot Poompanmuang.

Somyot mengatakan Angchotipan adalah ketua dan memiliki banyak anak buah. Di Thailand, Angchotipan dikenal sebagai mantan pejabat pemerintah provinsi Satun. Ia memiliki nama kecil Kor Tong.

Ia didakwa dengan berbagai pelanggaran termasuk perdagangan manusia, penyelundupan ilegal pekerja migran ke Thailand, penahanan hingga penculikan yang meminta tebusan.

Pemimpin Thailand, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha telah bersumpah untuk membasmi geng perdagangan manusia di wilayahnya. Thailand merupakan rute populer migran Rohingya dan Bangladesh dari Myanmar untuk menuju Malaysia melalui jalur darat.

Namun, hal tersebut dimanfaatkan orang-orang tidak bertanggungjawab yang menggunakan mereka sebagai komoditas pekerja ilegal. Sering kali mereka ditahan di kamp hutan untuk diperjualbelikan atau dimintai tebusan.

Kini krisis bergulir menjadi darurat migran. Para menteri luar negeri dari Thailand, Malaysia dan Indonesia akan bertemu pada Rabu untuk membahas bagaimana mengatasi perdagangan ilegal ini, serta menentukan nasib para migran.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement