Rabu 20 May 2015 14:15 WIB

Malaysia Selidiki Beras Plastik dari Cina

Rep: C35/ Red: Ilham
  Pedagang beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kuala Lumpur -- Sebelumnya sudah beredar telur buatan dari Cina yang meresahkan warga Indonesia. Kini warga kembali digegerkan dengan kabar adanya beras plastik yang ditemukan di Jawa Barat pada Selasa (19/5), lalu.

Kabar ini ternyata tidak menghebohkan warga Indonesia saja, melainkan juga warga Malaysia yang juga menemukan beras 'palsu' plastik yang berasal dari Cina tersebut.

Seperti halnya di Indonesia, kabar tersebut terkuak pertama kali melalui broadcast Whatsapp dan juga di jejaring sosial Facebook. Dilaporkan bahwa beras sintetis yang terbuat dari plastik tersebut biasa dijual di pasar Cina, terutama di Taiyuan provinsi Shaanxi, Cina.

Para ahli kesehatan dan ahli gizi telah memperingatkan bahwa mengkonsumsi beras palsu tersebut, yang telah dicampur dengan resin beracun, dapat merusak sistem pencernaan.

Menteri Perdagangan dan Konsumerisme Malaysia, Hasan Malek mengatakan, ia telah mendengar kabar tersebut. Karena itu ia memperingatkan kepada seluruh petugas yang berwenang harus menangani masalah serius tersebut.

"Kami juga tidak tahu apakah beras tersebut benar-benar telah masuk ke negara kami, namun kami tidak boleh menganggap enteng masalah ini. Dan harus ada penyelidikan lebih lanjut!" kata Hasan seperti yang dilansir Malaysia Today pada Senin (18/5).

Hasan mengatakan, tim investigasi akan fokus pada toko-toko kelontong kecil untuk memeriksa apakah mereka menjual beras palsu tersebut. Pemeriksaan terutama diarahkan ke daerah pinggiran dan pedesaan. Berdasarkan industri beras mengatakan bahwa jika beras tersebut memang telah masuk ke negaranya, tidak akan dijual terbuka di supermarket.

Kabarnya, beras plastik tersbut terbuat dari kentang dan ubi jalar, dengan resin sintetik dibentuk menjadi beras seperti aslinya. Beras tersebut telah beredar di Indonesia, India, Vietnam, dan Singapura.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement