REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat sedang mempertimbangkan mempercepat pelatihan dan pasokan senjata pada suku di Irak. Pertimbangan ini mengacu pada peristiwa serangan balasan yang dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan merebut kembali kota Ramadi.
“Kami melihat bagaimana cara terbaik untuk mendukung pasukan darat lokal di Anbar, termasuk mempercepat pelatihan serta melengkapi suku setempat dan mendukung operasi Irak untuk merebut kembali Ramadi,” kata seorang pejabat AS, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (20/5).
Ramadi, sebuah kota di jantung kelompok Sunni Irak, berhasil direbut ISIS pada Ahad lalu. Tentara dan sekutu milisi Irak saat ini berkumpul di sekitar Ramadi. Mereka mencari tindakan cepat untuk merebut kembali Ramadi sebelum ISIS membangun benteng pertahanan di dalamnya.
PBB mengatakan setidaknya 25 ribu orang telah mengungsi dan melarikan diri dari Ramadi menjelang pertempuran antara ISIS dan kelompok pro-pemerintah Irak. Gedung Putih juga menilai direbutnya kembali Ramadi merupakan suatu kemunduran bagi koalisi militer AS di Irak.