Rabu 20 May 2015 15:05 WIB

LSM: Kekerasan Seksual oleh Militer Meningkat Sejak Penggulingan Mursi

Rep: c26/ Red: Ani Nursalikah
Kekerasan Seksual (ilustrasi)
Foto: STRAITS TIMES
Kekerasan Seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kekerasan seksual meningkat sejak mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan rezim militer pimpinan Abdel Fattah Al-Sisi.

Dilaporkan pasukan keamanan Mesir juga berperan dalam kasus kekerasan seksual sejak 2013 tersebut. Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia dalam sebuah laporannya mengungkapkan korban termasuk anggota LSM, mahasiswa, dan perempuan serta mereka yang dianggap membahayakan tatanan moral pemerintahan.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan Mesir mengalami banyak pemerkosaan, kekerasan seksual baik dengan benda tajam maupun listrik dan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin juga pemerasan.

"Skala kekerasan seksual yang terjadi mulai dari penggulingan Mursi hingga penahanan menunjukkan strategi politik yang bertujuan mengancam masyarakat dan membungkam semua oposisi," kata Presiden Federasi Internasional untuk HAM Karim Lahidji, Rabu (20/5).

Diduga kejahatan-kejahatan tersebut melibatkan polisi, petugas intelijen, keamanan dan militer pemerintahan. Ini disebutkan berdasar pada keterangan korban, pengacara, dan anggota LSM HAM.

Mereka mengaku diserang pimpinan Kepala Intelijen Alexandria. Anggota militer mendatangi mereka bertiga dan menarik salah seorang perempuan di antara mereka. Pelecehan seksual terjadi di depan mata mereka.

Salah satu anggota LSM pun mengaku tangan anggota militer masuk ke dalam celananya. Hendak melawan, ia justru dipukul dengan senjata sehingga ia tidak bisa lagi menolak.

Namun, Pemerintah Mesir membantah tuduhan tersebut. Hingga saat ini Kementerian Dalam Negeri Mesir dan militernya tidak bersedia berkomentar atas laporan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement