REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan, reklamasi Cina di Laut Cina Selatan yang kini menjadi sengketa telah merusak kebebasan dan stabilitas. Selain itu, reklamasi berisiko memprovokasi ketegangan dan bisa berbuntut konflik.
“Sepertinya Cina berusaha membuat reklamasi yang berdaulat di batas maritim. Hal itu mengikis kepercayaan regional dan merusak kepercayaan investor,” kata Blinken ketika menghadiri konferensi di Jakarta, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (20/5).
Perilaku Cina itu, kata dia, mengancam preseden baru, yakni negara-negara yang besar mengintimdasi negara yang kecil. “Hal itu memprovokasi ketegangan, ketidakstabilan, bahkan menimbulkan konflik,” tegasnya.
Cina telah mengklaim 90 persen wilayah di Laut Cina Selatan, yang diyakini kaya sumber daya minyak dan gas. Klaim Cina itu ditentang oleh beberapa negara Asia, di antaranya Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Namun, Cina juga menyatakan akan melindungi kepentingan reklamasinya sekeras mungkin.