REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melarang warga Palestina menggunakan bus yang sama dengan warga Yahudi yang mengangkut mereka dari Israel ke Tepi Barat.
Pengumuman ini dibuat beberapa jam setelah rencana program percontohan selama tiga bulan yang akan dilakukan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon akhirnya disetujui untuk diterapkan.
Larangan ini menuai kecaman dari kelompok pembela hak asasi manusia yang menilai aksi Netanyahu sebagai pelecehan terhadap warga Palestina dan akan berdampak buruk bagi Israel.
''Di bawah program percontohan ini, warga Palestina yang bekerja di wilayah Israel, mulai pekan ini harus kembali pulang ke rumah dengan menggunakan jalan yang sama tanpa menggunakan bus yang sama seperti yang digunakan warga Israel,'' demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Israel seperti dikutip AFP, Rabu (20/5).
Ribuan warga Palestina tiap hari bepergian ke wilayah Israel untuk bekerja, terutama di bidang konstruksi dengan menggunakan izin melintas.
Israel sendiri mengatakan dalam pembahasan, perjalanan dari Palestina ke Israel masih tidak berubah. Tapi perjalanan balik rencananya akan disediakan bus khusus warga Palestina yang akan berhenti di perbatasan.
Dari perbatasan, warga meneruskan perjalanan ke rumah masing-masing dengan berjalan kaki. Sebelumnya, bersama warga Israel, warga Palestina yang bekerja di Israel mendapat fasilitas bus yang mengantar jemput mereka.