REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hujan badai melanda banyak wilayah selatan dan tengah Cina sejak akhir pekan lalu sehingga mempengaruhi lebih dari satu juta orang dan menewaskan sedikitnya 15 orang serta membuat tujuh orang hilang.
Di Provinsi Hunan, hujan lebat mengguyur sejak Selasa (19/5) dan menewaskan dua orang serta mempengaruhi lebih dari 130.000 orang. Sebanyak 2.000 orang telah dipindahkan, kata lembaga urusan sipil setempat.
Di Provinsi Jiangxi, badai sejak Senin (18/5) mempengaruhi 450.000 orang, membuat 65.000 di antaranya mengungsi.
Delapan orang tewas dan 1.655 rumah ambruk, kata departemen itu, sebagaimana diberitakan Xinhua, sedangkan kerugian ekonomi langsung telah mencapai 450 juta yuan (73 juta dolar AS).
Hujan juga mengakibatkan banjir paling parah dalam sejarah Sungai Meichuan di Jiangxi.
Hujan lebat mengakibatkan listrik padam untuk 220.000 rumah tangga di Kota Hanzhou, Jiangxi, namun Pasokan listrik telah pulih buat separuh dari mereka hingga Rabu sore.
Di Wilayah Otonomi Guangzi Zhuang, hujan lebat menewaskan lima orang dan membuat enam orang lagi hilang. 200.000 orang terpengaruh, kata dinas urusan sipil di wilayah itu.
Cuaca yang disertai badai diramalkan berlanjut sampai Rabu dan Kamis di Guangxi.
Hujan badai juga melanda Provinsi Fujian dan Guangdong di bagian timur dan barat-daya Provinsi Guizhou.
Di Fujian, 17.000 orang diungsikan. Beberapa kota kecil terendam air dengan ketinggian sampai 2,2 meter. Pasokan listrik terputus di beberapa kotapraja.
Hujan badai membuat dibatalkannya 360 penerbangan ke dan dari Bandar Udara Guangzhou Baiyun dan lebih dari 230 penerbangan di Bandar Udara Shenzhen di Provinsi Guangdong pada Rabu.