Kamis 21 May 2015 17:20 WIB

Berkat Sertifikasi Halal, Perusahaan Susu Suplai Maskapai Timur Tengah

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE --Sertifikasi halal rupanya membuat perusahaan produk susu meraih untung besar. Padahal, sebelumnya perusahaan ini mengumumkan akan membuang sertifikasi halal menyusul serangan media sosial antisertifikasi halal.

Kini, perusahaan dimaksud telah memulihkan kembali sertifikasi itu dan kembali mendapatkan kesepakatan untuk memasok Maskapai Emirates dari Uni Emirat Arab.

Perusahaan susu dan yoghurt ‘Fleurieu’ dari selatan Adelaide menemukan pihak mereka dijadikan target kampanye anti-halal global pada akhir tahun lalu, dan menolak tuduhan bahwa biaya yang mereka bayarkan digunakan untuk mendanai terorisme.

Tanpa sertifikat, perusahaan itu tak bisa memenuhi kontrak senilai 50 ribu dolar (atau sekitar Rp 500 juta) untuk memasok yoghurt ke maskapai Emirates.

Untuk mencapai status Halal, perusahaan perlu memastikan tak ada kandungan daging babi, darah atau alkohol di sekitar proses produksi.

Nick Hutchinson dari perusahaan susu dan yoghurt ‘Fleurieu’ mengatakan, sekarang pihaknya telah berubah pikiran. Mereka memulihkan sertifikat Halal dan memastikan kontrak dengan maskapai itu ada di genggaman.

Masyarakat Islam Australia Selatan, yang memberi sertifikasi pada perusahaan itu, mengatakan, serangan terhadap produk halal sungguh seburuk "Islamophobia".

Sebuah penyelidikan Senat terhadap skema sertifikasi makanan baru saja dibentuk oleh Senator Cory Bernardi, dengan dukungan dari rekan-rekan Partai Liberal-nya dan enam anggota Parlemen lainnya.

Senator Cory mengatakan, ia ingin memeriksa klaim yang ditampilkan di media sosial oleh para pemboikot produk Halal, dan Nick mengatakan, penyelidikan Parlemen itu akan menjadi langkah yang disambut baik.

"Penyelidikan Senat, mereka mungkin dalam posisi yang sama dengan kami, mereka hanya ingin mendapatkan jawaban dan memahaminya dengan benar," katanya baru-baru ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement