REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) mengembangkan rencana menanam spyware (perangkat lunak untuk memata-matai) pada toko aplikasi yang dioperasikan Google, Google Play Store.
Dilansir dari BBC, Kamis (21/5), rencana AS ini juga dibantu oleh Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Australia atau biasa dikenal dengan aliansi "Lima Mata".
Berdasarkan laporan dan dokumen yang dibocorkan kontraktor NSA Edward Snowden beberapa waktu lalu, rencana itu digunakan AS untuk mengawasi aktivitas dalam telepon pintar atau gadget. Menurut dokumen yang dibocorkan Snowden, rencana penanaman spyware itu melibatkan intelijen dan telah dibicarakan sejak 2011.
Proyek mata-mata Amerika ini dikenal dengan istilah "Irritant Horn". Dengan penananaman spyware tersebut, NSA akan memiliki koneksi data pada Google Play, lalu diam-diam menananamkan perangkat lunak berbahaya pada telepon pintar.
Dan akhirnya, NSA akan memiliki akses mengambil dan menyadap data pribadi dan yang ada dalam setiap pengguna gadget.
Badan-badan intelijen biasa menggunakan spyware untuk mengirim informasi salah agar membingungkan pihak lawan yang potensial. Namun, NSA kini menggunakannya untuk menyadap data pengguna telepon pintar.