REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS – Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) memblokade akses ke Museum Palmyra setela mengambil alih kota kuno Irak tersebut, Sabtu (23/5). Mereka menempatkan penjaga di depan pintu masuk museum tersebut.
Direktur barang antik Maamoun Abdulkarim mengatakan militan telah menghancurkan patung-patung modern dan mengibarkan bendera mereka di kastil kuno. Sebagian besar barang antik telah ditransfer ke Damaskus.
Hal ini mendapat perhatian dari komunitas internasional. Organisasi budaya PBB, UNESCO mengatakan, kehancuran situs warisan dunia disamping kota modern Palmyra tersebut akan menjadi kehilangan terbesar warisan kemanusiaan.
Menurut penduduk Palmyra, ISIS mulai masuk museum pada Kamis dan menghancurkan patung yang menunjukan kehidupan era pra sejarah. Mereka kemudian kembali lagi pada Jumat untuk menutup akses dan menempatkan penjaga.
''Hampir tidak ada yang tersisa di museum, kami telah mengirim sebagian barang antik ke Damaskus,'' kata Abdulkarim dikutip BBC. Namun, sebagian barang besar seperti sarcophagi yang memiliki berat 3-4 ton tidak bisa dipindahkan.
ISIS telah sering kali menghancurkan situs-situs bersejarah yang dibangun sebelum era Islam, seperti situs kota kuno Nimrud, Perpustakaan kuno Mosul dan situs arkeologi Nergal Gate. Mereka mengatakan hal tersebut bertujuan memberantas kemusyrikan.