REPUBLIKA.CO.ID, KAJANG -- Sebuah kuburan massal tak bernama kembali ditemukan, kali ini di Malaysia. Kementerian Dalam Negeri Malaysia mengonfirmasi penemuan jasad di sekitar 17 kamp penahanan di Padang Besar, Senin (24/5).
''Kamp-kamp itu sudah ada sejak sekitar lima tahun lalu. Saya sangat terkejut,'' kata Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, dikutip Strait Times. Kuburan massal tepatnya berada di Wang Kelian dan beberapa desa kecil sepanjang kota Padang Besar yang berbatasan dengan Thailand.
Mereka ditemukan oleh VAT69 dan Pasukan Operasi Umum (GOF), pekan lalu. Pihak berwenang mengatakan kamp-kamp tersebut dalam keadaan terbengkalai ketika ditemukan petugas.
''Saat ini Inspektur Jenderal polisi dan wakil sedang dalam proses mengidentifikasi dan verifikasi,'' tambah Ahmad Zahid. Menurutnya, satu kuburan berisi tiga hingga empat mayat. ''Kita tidak tahu jelas ada berapa banyak. Kemungkinan kita temukan lebih lagi,''.
Ia mengakui ada kemungkinan warga Malaysia terlibat. Namun ia memastikan tidak ada pejabat pemerintahan yang ikut serta dalam hal tersebut. Sama seperti penemuan di Thailand, mereka diperkiraan adalah korban perdagangan manusia.
Menurut koran Utusan Malaysia, Kepolisian menemukan sekitar 30 kuburan massal besar yang berisi ratusan orang. Kuburan terletak di bagian utara Malaysia, Perlis yang berbatasan dengan Thailand.
The Star melaporkan penemuan jasad hampir mencapai 100 orang hanya dari satu kuburan. Menurut seorang pejabat kepolisian, saat ini ahli forensik dan polisi komando berada di lokasi.
Malaysia bagian utara sering kali menjadi jalur penyelundup mendistribusi migran melalui jalur darat. Sebagian besar migran, baik yang dibawa melalui perairan maupun darat adalah migran Rohingya dan warga Bangladesh.
Penyelundup juga menggunakan jalur selatan Thailand. Dalam perjalanan, mereka biasanya menahan migran di kamp-kamp terbengkalai. Sebagian untuk dimintai tebusan pada keluarga sebagian lagi untuk diperdagangkan.
Di Thailand, penemuan kuburan massal mencapai angka puluhan pada bulan lalu. Sekitar 26 jasad ditemukan di provinsi Songkhla, Thailand yang berdekatan dengan Perlis.
Penemuan kuburan massal menjadi salah satu instrumen dari semakin daruratnya krisis migran di Asia Tenggara. Para migran ini juga terlantar di perairan. Lebih dari 3 ribu migran berhasil diselamatkan dari laut dalam beberapa pekan ini ke Malaysia dan Indonesia.
Malaysia, yang merupakan tempat tujuan para migran, telah angkat tangan untuk menampung lebih banyak migran. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak memohon pihak internasional memberikan bantuan.
Ia juga meminta angkatan laut untuk menyelamatkan ribuan migran lainnya yang masih terombang ambing di perairan. Thailand dan Myanmar beberapa waktu lalu mengatakan akan tetap melakukan upaya penyelamatan.