REPUBLIKA.CO.ID, RAMADI -- Perdana Menteri Irak Haider al Abadi mengatakan kota Ramadi akan diambil alih kembali dalam beberapa hari ke depan, Senin (25/5). Dengan catatan, Irak membutuhkan lebih banyak dukungan dari rekan koalisi internasional.
Dalam wawancara dengan BBC, Al Abadi juga menanggapi komentar Menteri Pertahanan AS Ash Carter tentang rendahnya minat pasukan Irak melawan ISIS. Al Abadi mengaku terkejut mendengar komentar tersebut.
''Ia (Carter) sebelumnya sangat mendukung Irak. Saya yakin ia mendapat informasi yang salah,'' kata Al Abadi. Menurutnya, pasukan Irak terkecoh oleh taktik tiba-tiba ISIS. Kelompok militan ini, tambahnya, meledakkan truk berisi bahan peledak yang imbasnya mirip seperti ledakan bom nuklir kecil.
''Mereka memiliki tekad namun ketika dihadapkan pada militan entah dari mana dengan truk bahan peledak, ini memberi dampak yang sangat sangat buruk untuk pasukan kami,'' jelasnya.
Namun Al Abadi yakin Ramadi dapat diambil alih kembali karena pemerintah Irak telah mengerahkan militan Syiah ke sana untuk menghentikan ISIS.
''Ini membuat hati saya berdarah karena kita kehilangan Ramadi, tapi saya bisa meyakinkan, kita bisa membawanya kembali segera,'' kata dia seraya mengatakan Irak masih membutuhkan bantuan internasional dan taktik pertempuran baru.
Jatuhnya Ramadi menjadi hal paling memalukan bagi pemerintah. Ribuan penduduk harus menyelamatkan diri dari kota berjarak 110 km dari Baghdad itu. Al Abadi mengatakan mengungsi dari Ramadi adalah masalah kemanusiaan namun ia memberi harapan, mereka bisa pulang kembali segera.