Selasa 26 May 2015 11:45 WIB

Perusahaan Energi Matahari Australia Bantu Penuhi Kebutuhan Listrik India

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BANGALORE -- Lampu dari tenaga matahari asal Australia yang juga bisa berfungsi untuk mencharger handphone akan membantu India mengurangi ketergantungan akan minyak tanah. Termasuk juga menyelamatkan hidup manusia, dan membuka kesempatan kepada warga miskin India.

Apalagi  polusi udara yang disebabkan oleh lampu minyak tanah dan perapian di dapur menyebabkan kematian kedua terbesar di India. Di tengah masalah itu, sebuah perusahaan yang didanai dari Australia muncul dengan solusi.

Setiap malam, hampir di seluruh bagian India, udara dipenuhi dengan asap tebal dan hitam. "Kami biasa menggunakan minyak tanah dari pasar, dan dimasukkan ke dalam lampu untuk dinyalakan, dan kemudian asapnya memenuhi ruangan," kata Abdul, seorang yang warga yang tinggal di daerah kumuh di Bangalore baru-baru ini.

Baru-baru ini, Abdul membeli sebuah lampu tenaga matahari yang bisa dipindah-pindah, dari sebuah perusahaan bernama Pollinate Energi, yang didirikan oleh lima warga muda Australia.

"Setelah mendapat lampu solar ini, banyak hal jadi membaik." kata Abdul. "Sekarang kami tidak harus khawatir lagi akan terjadi kebakaran."

Ada sekitar 400 juta warga India yang tidak memiliki akses ke listrik. Banyak diantara mereka tinggal di ribuan pemukiman kumuh.

"Mereka datang dari pedesaan untuk mencari kerja di kota, biasanya di bidang konstruksi jadi buruh bangunan." kata salah seorang pendiri Pollinate Energy Kat Kimmorley said.

Pollinate Energy mempekerjakan warga setempat untuk menjual lampu solar tersebut.

Setiap lampu berharga $ 30 (sekitar Rp 300 ribu), jumlah yang besar bagi warga yang berpenghasilan hanya beberapa dolar sehari, namun Pollinate mengijinkan pelanggan membayar secara angsuran.

"Bagi hampir semua warga yang tinggal di daerah kumuh, ketika kami menjual lampu solar, saya merasa bahwa mereka sedang menanamkan investasi seperti orang di Australia dalam membeli TV plasma."

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement