REPUBLIKA.CO. NEW DELHI -- Gelombang panas India telah mencapai suhu hampir 50 derajat Celcius di beberapa wilayah, Rabu (27/5). Sementara angka kematian telah mencapai lebih dari 1.000 orang.
Sebagian besar kematian berada di negara bagian selatan India, Telangana dan Andhra Pradesh. Pekan lalu, sedikitnya 1.118 orang dilaporakan tewas dari dua wilayah tersebut.
Sementara 24 orang tewas di West Bengal dan Orissa. Meski telah mencapai 50 derajat Celcius, suhu diperkirakan turun dalam beberapa hari kedepan.
Rumah sakit diperingatkan untuk memberi perhatian ektra pada pasien gagal jantung. Pihak berwenang juga menyarankan penduduk tetap di dalam rumah.
Gelombang panas sebenarnya terjadi sejak pertengahan April, namun kondisi memburuk sejak pekan lalu. Di Andhra Pradesh, suhu meningkat jadi 47 derajat Celcius pada Senin, imbasnya 852 orang tewas.
''Pemerintah telah memberi program edukasi melalui televisi dan media untuk memberitahu penduduk agar tetap di dalam rumah, minum dan melakukan kegiatan yang diperlukan lain,'' kata komisi khusus untuk managemen bencana, Tulsi Rani, dikutip BBC.
Pemerintah, tambahnya, juga telah meminta bantuan organisasi untuk menyediakan kamp air minum sehingga masyarakat mudah menjangkaunya. Meski demikian, sebagian besar penduduk merasa upaya pemerintah masih kurang.
''Pemerintah tidak melakukan banyak, namun kami secara individu berusaha yang terbaik,'' kata penduduk Hyderabad, Alfred Innes. Menurutnya, penduduk sekitar hanya menerima sebagian kecil bantuan.
Di Telangana, 266 orang tewas pekan lalu saat suhu mencapai 48 derajat Celcius. Suhu diperkirakan mendingin saat musim hujan tiba pada akhir bulan ini.
Pejabat badan meteorologi mengatakan suhu panas terjadi karena kurangnya curah hujan. Muncul kekhawatiran bahwa India akan kering kerontang sebelum musim hujan tiba.