REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina berencana memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke Pulau Hatiya Selatan. Seorang Pejabat Pemerintah, Amit Kumar Baul mengatakan, Sheikh Hasina mulai merencanakan kepindahan tersebut.
"Relokasi kamp Rohingya pasti akan berlangsung. Sejauh ini, langkah-langkah informal yang telah diambil sesuai dengan arahan PM," kata Baul, seperti dilansir The Guardian, Kamis (28/5).
Sementara itu, seorang pemimpin Rohingya mendesak pemerintah Bangladesh memikirkan kembali rencana tersebut. Menurutnya, rencana tersebut hanya akan membuat hidup para pengungsi jauh lebih buruk.
"Kami ingin pemerintah dan organisasi internasional untuk menyelesaikan masalah kami dari sini," kata salah seorang pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp, Mohammad Islam.
Badan pengungsi PBB, yang telah membantu para pengungsi di kamp-kamp sejak tahun 1991 mengatakan, agar berhasil, skema tersebut harus bersifat sukarela.
"Keberhasilan akan tergantung pada apa yang akan ditawarkan di lokasi baru. Itu pun jika para pengungsi ingin berada di sana," kata juru bicara UNHCR, Onchita Shadman.
Bangladesh adalah rumah bagi 32 ribu pengungsi Rohingya yang berlindung di dua kamp di distrik selatan-timur Cox Bazar. Sebagian besar Muslim Rohingya meninggalkan Myanmar untuk menghindari perlakuan diskriminatif oleh mayoritas Buddha di negaranya.