REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Rabu (27/5) menyampaikan keprihatinan mengenai peningkatan pertempuran di lapangan dan serangan udara sejak berakhirnya jeda kemanusiaan di Yaman.
Ban kembali menyampaikan keyakinan kuatnya tak ada penyelesaian militer bagi konflik tersebut. Ban, melalui Juru Bicara PBB Stephane Juru Bicara PBB Stephane Dujarricmenyampaikan keprihatinan besarnya ketika ia berbicara melalui telepon dengan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Selama pembicaraan tersebut, Ban menyatakan ia telah meminta Utusan Khususnya untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed agar menggandakan upayanya untuk berkonsultasi dengan Pemerintah Yaman, kelompok politik Yaman dan semua negara di wilayah itu.
Tujuan semua itu, katanya, ialah untuk menyelenggarakan konsultasi mengenai Yaman di Jenewa, Swiss sesegera mungkin.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi membom kamp militer di Ibu Kota Yaman, Sana'a, dan sasaran di kota besar lain pada Rabu sehingga menewaskan puluhan orang.