REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Jumlah penderita Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) di Korea Selatan, Kamis (28/5), meningkat menjadi tujuh orang.
Pejabat setempat mengatakan satu terduga penderita keluar dari rumah karantina lalu pergi ke Cina. Kenaikan jumlah penderita MERS menggegerkan Korea Selatan. Petugas kesehatan dikritik karena tidak bergerak cepat dan efektif untuk mengarantina terduga penderita.
Dua penderita baru tersebut diyakini terjangkit virus dari penderita pertama, yang dipastikan pada pekan lalu. Dia adalah seorang pria berusia 68 tahun. Pria tersebut melakukan perjalanan ke Bahrain pada April dan Mei, dan kembali ke Korea Selatan melalui Qatar.
Kementerian Kesehatan mengatakan anak dari kedua penderita baru tersebut juga menjadi korban. Saat keadaannya diamati terkait ada tidaknya infeksi, penderita tersebut melarikan diri dari rumah karantina dan meninggalkan Korea Selatan pada Selasa menuju Cina.
"Kami harus melakukan pemeriksaan lebih aktif dan luas tentang isu-isu yang berhubungan dengan keluarga mereka. Kami sangat menyesal tentang hal tersebut," kata Yang Byung-kook, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, kepada wartawan.
Pihak berwenang Cina sedang menyelidiki keberadaan korban dan diperkirakan akan mengumumkan hasil penyelidikan mereka secepat-cepatnya Kamis.