REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Petinggi PBB mendesak Sri Langka untuk segera melakukan konsolidasi atas perang saudara yang sudah berlangsung selama enam tahun. Meski perang dimenangkan oleh Sinhala atas Macam Tamil separatis, masih banyak warga Tamil yang masih menjadi pengungsi.
Seperti dilansir Channel News Asia, Oakland Institute sebagai lembaga anti tank PBB memprediksi kecil kemungkinan antar dua kubu di Sri Langka bersepakat damai. Sebab, meski Mathripala Sirisena sudah terpilih menjadi presiden, rekonsiliasi antar dua kubu masih belum menemukan titik terang.
"Pemerintah baru sudah terbentuk dan berjanji akan membuat rekonsiliasi dan perdamaian. Namun, prediksi bisa saja tidak terjadi mengingat tajamnya perbedaan dan persaingan antar umat muslim dengan umat Buddha disana," ujar staff Oakland Institute, Kamis (28/5).
Meskipun bermasalah, baik Amerika maupun India telah mengatakan mereka ingin bekerjasama dengan pemerintah Sri Lanka untuk bisa membangun kembali perdamaian. Selain itu sudah tahunan para warga tak mendapatkan haknya sebagai warga negara yang dilindungi negara.
"Tekanan Internasional akan menjadi penting agar pemerintah bisa tegas dalam bertindak," ujar Staff Oakland University, Kamis (28/5).
Pada awal Mei, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengunjungi Colombo dan mengatakan Washington ingin memperbaharui hubungan dengan Sri Lanka, sementara mendesak pemerintah untuk bekerja dengan PBB untuk memastikan penyelidikan kejahatan perang memenuhi standar internasional.