Jumat 29 May 2015 12:19 WIB

Otak dari Kontes Kartun Nabi Mengaku Tiga Kali Baca Alquran

Red: Ilham
John Ritzheimer
Foto: Washington Times
John Ritzheimer

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- John Ritzheimer, otak dari rencana unjuk rasa dan kontes kartun dengan tema 'Draw Muhammad' pada hari ini, Jumat (29/5) mengaku sudah tiga kali membaca Alquran. Ia mengaku unjuk rasa yang akan digelar di depan Masjid Islamic Community Center of Phoenix untuk memprovokasi umat Islam.

"Saya ingin ini mendorong kebenaran tentang Islam," kata Ritzheimer. "Saya sudah membaca Alquran tiga kali. Yang menerbangkan pesawat ke menara (WTC), mereka adalah Muslim mengikuti 'buku' seperti yang tertulis," katanya seperti dilansir The Washington Times, Kamis, kemarin.

Pria yang mengaku ateis itu telah melakukan dua kali protes anti-Islam di Phoenix sejak penembakan di Texas. Acara kali ini juga masih terkait dengan penembakan itu. "Kami mengadakan acara ini untuk menanggapi kontes kartun yang diselenggarakan oleh aktivis anti-Muslim, Pam Geller pada 3 Mei di Garland, Texas," ujarnya.

Kepada NBC, dia mengaku akan terus menggunakan metode provokatif untuk menarik perhatian para Muslim. Di halaman Facebook dia menulis ajakan ujuk rasa dan menggambar Nabi.

"Ini akan menjadi protes damai di depan Pusat Komunitas Islam di Phoenix. Setiap orang diharapkan membawa bendera Amerika dan pesan apapun yang Anda ingin sampaikan ke kenalan 2 orang bersenjata (penyerang kontes kartun Nabi di Texas)," katanya. Sampai Kamis sore, 262 orang telah menyatakan akan hadir dalam acara tersebut.

Sementara, kelompok advokasi Muslim terkemuka di Amerika mendesak Muslim Phoenix untuk mengabaikan kontes itu. Mereka menilai acara tersebut ditujukan untuk memprovokasi umat Muslim.

Imraan Siddiqi dari Council on American-Islamic Relations (CAIR) Arizona menyerukan kepada komunitas Muslim lokal untuk tidak terlibat masalah dengan para peserta acara. "Tujuan acara ini adalah untuk memprovokasi konfrontasi dengan umat Islam," ujarnya kepada Anadolu Agency, Jumat (29/5).

"Oleh karena itu, kami mencoba memberitahu masyarakat untuk mengabaikan mereka dan tidak ikut masuk ke dalam area. Orang-orang ini ingin perhatian. Jangan beri mereka perhatian itu," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement